Pengantar
Seorang Mayor kompeni bernama Johannes Rach yang bertugas di Batavia pada tahun 1780-an mengisi waktu istirahatnya dengan melukis pelbagai bangunan dan panorama sudut-sudut kota Batavia. Dari judul-judul lukisannya itu terungkap sejumlah asal-usul nama tempat di Jakarta. Di samping itu buku tentang peperangan di Jakarta seperti The Conquest of Java, 1815, yang ditulis Mayor William Thorn juga membantu kita untuk memahami riwayat kampung di Jakarta.
Nabang-Bayur
Kernet oplet tua yang beroperasi melintas Tanah Abang-Kebayoran Lama meneriaki “call sign”: Nabang, Nabang, atau Bayur, Bayur, untuk mengimbau calon penumpang. Ucapan kernet itu sangat tepat bila ditilik dari sudut sejarah. Sebuah lukisan Johannes Rach menggambarkan panorama Tanah Abang di masa itu. Tampaknya lukisan itu dibuat dari arah Jl. Abdul Muis. Tanah Abang berupa bukit yang ditumbuhi pohon-pohonan. Judul lukisan itu “Nabang”. Sampai dengan akhir abad ke-19 tempat ini bernama Nabang, dan dalam penulisan formal diberi partikel “De” sehingga menjadi De Nabang.
Jalan Abdul Muis di google maps
Jalan Abdul Muis tempo dulu
Hingga sekarang orang Betawi menyebutnya Tenabang sebagai plesetan dari De Nabang, konsonan D berubah menjadi T. Nabang adalah nama jenis pepohonan yang tumbuh di atas bukit itu. Nabang, atau Tenabang, berubah menjadi Tanah Abang setelah pembangunan stasion KA tahun 1890. Perusahaan KA menganggap Tenabang itu berasal dari Tanah Abang. Lalu nama itu secara resmi digunakannya di stasion KA. Besar kemungkinan pengelola stasion itu berasal dari Jawa, ia mengira penyebutan Tenabang itu salah, lalu ia mencoba untuk “meluruskan”.
Tanah Abang dulu dan sekarang
Kemudian hari muncul para “ahli tafsir” yang mengatakan Tanah Abang itu tanah berwarna merah. “Ahli tafsir” ini mungkin hendak menyeragamkan toponim Tenabang dengan Pal Merah, kawasan yang ada di dekatnya. Pal Merah jelas berasal dari batas jalan (pal) yang berwarna merah. Seperti halnya Pal Batu, batu yang dijadikan pal. Pal Putih, pal yang berwarna putih. Adapun Pal Meriam punya kaitan dengan perang Inggris-Perancis di Meester Cornelis tahun 1813. Inggris membangun arsenal (batterij) meriam di daerah yang sekarang disebut Pal Meriam itu.
Kebayoran berasal dari Bayur, nama jenis jati yang dalam bahasa latin disebut Pterospermum Javanicum. Jenis jati ini banyak tumbuh di selatan kota dengan nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya ganjur, lantas ada Ciganjur. Ada yang menyebutnya wadang, atau padang, lantas ada Jati Padang.
Pterospermum Javanicum atau Bayur
Nama-nama tempat di Asia, bukan cuma di Jakarta, memang banyak yang mengacu pada alam flora. Tumbuhan rumput liar, disebut krokot. Nama ini berasal dari khazanah Islam. Dalam sebuah hadits Rasul dikatakan bahwa di saat menjelang hari kiamat orang-orang Yahudi itu akan diharu biru, tak ada orang atau benda yang bersedia melindungi dan menyembunyikan mereka, kecuali pohon gurkut. Maka pohon, atau tumbuhan liar itu dinamakan krokot. Dan ada tempat bernama Krekot. Adapun Krukut itu berasal dari transliterasi Arab untuk kata “krokot” yang ditulis menjadi krukut, kaf-ra-wau-kaf-wau-ta. Seperti diketahui di kawasan ini banyak sekali orang Arab yang bertempat tinggal.
Sumber:
Ridwan Saidi, 1997, Profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan, Dan Adat Istiadatnya, PT. Gunara Kata, Hlm. 23-24
waah like this :36
BalasHapussip sip sip..
thanks yaa atas ilmu nya..
mantebh!!
andai anak2 asli betawi pada eksplor kaya jay..
pasti akan lebih ok lagi nih jakarta..
ganti fauzi bowo dengan jay..
:p
makasih yaa jadi malu :14
BalasHapus