Rabu, 08 Desember 2010

Kekerabatan Arab-Betawi

Panggilan kekerabatan yang berlaku dalam kalangan keturunan Arab di Betawi atau Arab-Betawi adalah sangant sederhana. Panggilan kekerabatan tidak mengenal peringkat tetapi berjenis kelamin.
Kakek disebut Njit atau Jid. Nenek disebut Jide atau Jiddah. Ayah dipanggil Aba sedangkan Ibu disebut Umi. Bibi dipanggil Hale sedangkan paman disebut Ami.


Kata ganti dari Ana dan Anta justru jarang dipakai di kalangan Arab-Betawi, mereka lebih suka menggunakan kata ganti dari gua dan lu.

Panggilan kekerabatan keturunan Arab yang diadopsi orang Betawi adalah Aba menjadi “Mba, Umi tetap Umi, Ana menjadi Ane, Anta menjadi Ente.

Sebaliknya, orang Arab-Betawi mengadopsi kata ganti diri orang pertama tunggal cara Betawi yaitu menyebut nama kecil sendiri bila berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, dalam arti usia atau peringkat dalam struktur keluarga. Hal yang sebenarnya tidak dikenal dalam kebudayaan Arab, tetapi dapat diterima oleh kalangan Arab-Betawi.

Akulturasi unsur-unsur budaya terjadi dengan intens di Jakarta. Oom dan Tante atau paman dan bibi adalah panggilan kekerabatan sisa peninggalan Belanda yang diadopsi oleh kalangan tertentu baik itu Betawi, Cina keturunan atau Arab_Betawi meski amat terbatas.

Dalam pergaulan sehari-hari kontak langsung antara Cina-Peranakan dan Arab-Betawi sering terjadi. Anehnya, mereka bertukar kata ganti diri. Arab-Betawi menggunakan lu-gue yang berasal dari Cina, sedangkan lawan bicaranya yang Cina Peranakan itu menggunakan ane-ente yang mereka pinjam dari Arab, tetapi hubungan itu komunikatif.

Di kalangan Betawi sendiri, kata ganti diri ane-ente lebih popular penggunaanya pada kalnagn “mu’alim” (kata mu’alim dalam konteks ini digunakan analog dengan kategorisasi Geertz dalam Religion of Java tentang santri, abangan, priyayi). Dan yang menarik, kata ganti diri ane-ente dalam praktenya diberi sifat maskulin. Hanya laki-laki yang menggunakan kata ganti diri ane-ente. Sedangkan perempuan lebih suka menyebut nama kecil satu sama lain sebagai kata ganti diri dalam berkomunikasi.

Bagi kalngan mu’alim, sebenarnya kata ganti dari lu-gue itu dianggap kasar. Lu-gue sama sekali tidak digunakan dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.

Ditulis Oleh : Jainudin Al Batawy // 12/08/2010 11:36:00 AM
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Site Info



Free Page Rank Tool

Komen Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.